Sabtu, 23 Februari 2013

“COSPLAY MENDUNIA”

"Cosplay" adalah suatu singkatan dari kata "Costume Play". Dalam bahasa Jepang, kata Cosplay diucapkan sebagai "Kosupure". Intinya, Cosplay adalah sebuah aktivitas di mana pelakunya (disebut juga sebagai "Cosplayer") tampil mengenakan kostum semenarik mungkin, diambil dari berbagai karakter di film, anime, manga, video game, ataupun tokoh fantasi ciptaan sendiri.Seiring dengan semakin berkembangnya cosplyer didunia, ditambah lagi dengan perkembangan tekhnologi informasi yang menghubungkan dan semakin memperluas jaringan tumbuhnya komunitas pecinta budaya kartun Jepang ini.
Di Indonesia sendiri sudah ada sekitar 200 komunitas sejak masuknya di tahun 2002. Walaupun masih tergolonga baru, komunitas ini setiap 3 bulan mengadakan suatu kegiatan baik itu pameran kostum, menyajikan makanan khas Jepang, dan melakukan foto session. Dan bukan hanya Indonesia saja yang terpengaruh oleh budaya dari Negeri Sakura ini, ada lebih banyak lagi komunitas Cosplay ini yang berada di seluruh dunia.
Orang-orang menyukai Cosplay karena mereka memiliki figur idola masing-masing yang mereka lihat atau baca dalam film, manga, video game dan anime. Dengan begitu mereka akan berusaha mengikuti idola mereka dengan berkostum sesuai dengan keinginan Cosplayer. Selanjutnya, jenis-jenis Cosplay dapat dibedakan yakni :Anime/ Manga Cosplay : Costume play yang dilakukan berdasarkan karakter-karakter dalam sebuah anime (film kartun Jepang) atau Manga (komik Jepang, contohnya cosplay dari serial Naruto, Pokemon, atau One Piece.Video Game Cosplay : Costume play yang dilakukan mengambil kostum dan ciri fisik dari karakter video game.Cosplay Tokusatsu : "Tokusatsu" adalah sebuah istilah untuk menggambarkan film Jepang yang banyak menggunakan spesial efek.
Cosplay Harajuku : Sering juga disebut dengan cosplay Gothic, dimana pelakunya berkostum dengan pakaian dan gaya rambut dengan kontras yang sangat kuat dan boleh dibilang agak "nyentrik", seperti rambut merah dan kostum hitam.
Crossplay : Crossplay adalah sebuah seni Cosplay yang cukup unik, di mana pelakunya memerankan tokoh yang berkebalikan dengan gender aslinya.


Minggu, 03 Februari 2013

PENYERANGAN TENTARA PEMERINTAH SURIAH DI DESA TRAIMSA

Gempuran berdarah di salah satu desa di Suriah menimbulkan keprihatinan yang mendalam. Hal ini dikarenakan masyarakat banyak masyarakat desa tersebut yang menjadi korban oleh tentara pemerintah Suriah.  Penyerangan warga desa Traimsa oleh tentara pemerintah Suriah dikarenakan organisasi pembebasan Suriah (FSA) mayoritas berada di desa tersebut. Sementara korban yang ditimbulkan oleh pergolakan antara pemerintah Suriah dan Organisasi pembebasan Suriah di desa Traimsa sudah lebih dari 200 orang.
Jika diklarifikasi mengenai korban yang ditimbulkan, tentara pemerintah Suriah mengatakan bahwa mereka hanya menyerang temapat persembunyian tentara pemberontak tanpa melibatkan warga sipil. Namun dilain pihak yakni anggota pemberontak sekaligus warga desa tersebut mengatakan bahwa pemerintah langsung mengepung desa tersebut dan menembaki secara membabi buta masyarakat yang ada di desa tersebut tanpa membedakan warga sipil. Gempuran yang dilakukan tentara pemerintah memang sudah sangat keterlaluan karena mereka menyerang  warga dengan kepungan 30 tank militer, serta pantauan helikopter yang membuat tentara pembebasan Suriah (FSA) makin tak dapat bergerak. Selain itu salah satu faktor yang menyebabkan banyak korban warga sipil itu dikarenakan tentara pemerintah memborbardir sebuah masjid yang menjadi tempat berlindung banyak orang, untuk merawat orang yang terluka dan berlindung dari bom.
Dalam kasus ini pembantaian warga desa Traimsa yang dilakukan dengan modus ada organisasi pemberontak didalamnya sangat tidak beralasan. Sementara itu Pemantau HAM Suriah memperkirakan lebih dari 17.000 terbunuh sejak dimulainya pemberontakan terhadap rezim Bashar al-Assad pertengahan Maret 2011. Cukup sulit untuk memverifikasi secara independen jumlah itu. PBB sendiri tidak lagi mencatat angka tersebut sejak akhir 2011.
 Akibat kasus ini Pembantaian di Treimsa itu menimbulkan amarah berbagai pihak. Salah satunya ketua Dewan Nasional Suriah (SNC), Abdel Basset Sayda, yang menyerukan resolusi PBB yang tegas yang membolehkan intervensi militer terhadap rezim Damaskus.